Akreditasi Fakultas Kedokteran Universitas Jambi adalah informasi penting apabila kamu sedang berencana mengambil salah satu program studi dalam Fakultas Kedokteran Universitas tersebut.

Universitas Jambi berawal dari berdirinya sebuah Akademi, yaitu Akademi Perniagaan Djambi pada tahun 1960. Bekerjasama dengan Universitas Indonesia tahun 1961, akhirnya Akademi tersebut menjadi fakultas ekonomi dan fakultas hukum. Sehingga melahirkan para tokoh masyarakat untuk mengusahakan adanya perguruan tinggi di Jambi.

Pada tahun 1966, lembaga perguruan tinggi ini resmi menyandang nama Universitas Jambi. Hingga sekarang, Universitas Jambi berhasil menyediakan 8 program studi Diploma, 22 program studi S1, 4 program studi S2, dan 5 program studi ekstensi S1. Dari seluruh pilihan program studi tersebut, kamu juga bisa merencanakan kuliah di fakultas kedokteran Universitas Jambi.

Tentang Fakultas Kedokteran Universitas Jambi

Akreditasi Fakultas Kedokteran Universitas Jambi adalah B. Walaupun demikian, fakultas tersebut menjadi pilihan favorit mahasiswa selain fakultas Hukum, fakultas ekonomi dan teknik, dan fakultas keguruan.

Fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan di Universitas Jambi dibagi dalam tiga program studi yaitu keperawatan, psikologi, dan kedokteran. Seluruh program studi tersebut tersedia bagi mahasiswa jenjang pendidikan sarjana atau S1.

Akreditasi menunjukkan bagaimana kualitas belajar dan mengajar di masing-masing program studinya. Untuk mendukung proses belajar mengajar, sistem penilaian akreditasi juga tidak lepas dari bagaimana pihak fakultas menyediakan fasilitas bagi mahasiswanya. Dalam hal ini fasilitas terbilang lengkap sebagai berikut:

1. Asrama Mahasiswa

Asrama merupakan fasilitas penting untuk menunjang kegiatan akademik pada lingkungan Universitas Jambi. Fasilitas asrama tersedia bagi mahasiswa yang berhasil menerima beasiswa Bidikmisi terutama mahasiswa laki-laki di asrama tersebut mempunyai 4 lantai dan fasilitas memadai bahkan terdapat satpam keamanan di asrama hingga 24 jam.

2. Balairung

Mahasiswa Universitas Jambi termasuk mahasiswa fakultas kedokteran bisa menggunakan balairung sebagai fasilitas kegiatan mahasiswa dan berfungsi sebagai Gedung Serbaguna. Apabila fakultas menyelenggarakan kegiatan skala besar, maka dapat menggunakan fasilitas balairung. 

Fasilitas internet atau wifi juga sangat penting karena dapat mendukung proses belajar mengajar dalam universitas. Universitas Jambi menyediakan layanan tersebut pada setiap fakultasnya termasuk fakultas kesehatan.

3. Layanan Internet

Fasilitas internet atau wifi juga sangat penting karena dapat mendukung proses belajar mengajar dalam universitas. Universitas Jambi menyediakan layanan tersebut pada setiap fakultasnya termasuk fakultas kesehatan.

Alasan Memilih Kuliah Fakultas Kedokteran UNJA

Kedokteran dan kesehatan mempunyai bidang cukup luas namun mempelajari tentang kesehatan individu dan masyarakat termasuk berbagai hal yang menunjang bidang tersebut. Misalnya kamu bisa mempelajari tentang lingkungan teknologi kesehatan ataupun lainnya yang ditujukan kan agar kamu dapat menjadi lulusan yang berperan dalam meningkatkan kualitas kesehatan serta mencegah ataupun mengobati berbagai penyakit.

Selain Kedokteran, Universitas Jambi juga menyediakan program studi keperawatan dan psikologi. Prospek mengambil bidang kesehatan adalah karena ilmu tersebut selalu berkembang sehingga terdapat penelitian dan temuan terbaru yang terus muncul. Hal ini karena makhluk hidup merupakan subjek dalam perkuliahannya. Sehingga apapun yang kamu pelajari dalam bidang kesehatan selalu bersifat dinamis.

Setelah lulus dari fakultas kedokteran dan kesehatan di Unja,ada prospek pekerjaan besar menunggu dalam bidang tersebut. Perkembangan kesehatan di Indonesia cukup berkembang selama dua Dekade.

Berdasarkan hasil laporan WHO menyebutkan bahwa Indonesia berhasil mengurangi tingkat kematian bayi dan balita hingga 40%. Harapan hidup di Indonesia pun juga terus meningkat dari usia 63 tahun kini menjadi 71 tahun. Indonesia masih tertinggal jauh dari negara lainnya terutama pada bidang kesehatan. Petugas medis dan proporsi dokter masih dibawah standar WHO untuk mengisi rumah sakit dan Puskesmas.

Menyadari kekurangan pada bidang kesehatan, pemerintah Indonesia memperbaiki fasilitas termasuk layanan kesehatan. Salah satunya dengan menambah anggaran kesehatan dari APBN hingga 222% 8 tahun belakangan.