Astronot pertama Indonesia adalah salah satu tokoh yang penting diketahui karena berhasil mencatatkan sejarah serta kisah yang membanggakan dalam list panjang astronot-astronot di dunia. Tidak hanya menambah deretan astronot yang hebat, astronot asal Indonesia ini juga berhasil menjadi sosok yang dibanggakan di Indonesia dengan prestasinya yang dimilikinya.
Fakta berikut akan membuka wawasan kita, bahwa ternyata ada loh astronot yang berasal dari Negara Indonesia tercinta ini. Sosok ini bernama Pratiwi Sudarmono. Ia mencatatkan dirinya dalam sejarah sebagai sosok astronot perempuan pertama asal Indonesia dan bahkan di Asia.
Ia berhasil terpilih untuk ikut serta dalam suatu misi yang dilaksanakan oleh NASA di tahun 1986 lalu. Simak beberapa informasi selengkapnya tentang Pratiwi Sudarmono berikut ini ya!
Latar Belakang Pratiwi Sudarmono
Astronot pertama Indonesia ini dilahirkan dengan nama panjangnya yaitu Pratiwi Pujilestari Sudarmono di tanggal 31 Juli pada tahun 1952. Ia merupakan perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat. Ia merupakan anak sulung dari total enam bersaudara.
Sejak kecil, Pratiwi menunjukkan ketertarikannya pada bidang astronomi ataupun seluruh hal yang memiliki kaitan terhadap luar angkasa. Ia mendalami rasa tertariknya dengan mengikuti berbagai kegiatan di sekolahnya yang berkaitan dengan luar angkasa. Ia bahkan sudah memiliki cita-cita untuk menjadi bagian dari INSPEX yang memiliki kepanjangan Indonesian Space Experiment.
Astronot pertama Indonesia ini berhasil menyelesaikan pendidikan SD dan SMP-nya di Bandung. Kemudian ia melanjutkan pendidikan SMA-nya di Jakarta. Pratiwi kemudian melanjutkan pendidikannya di jurusan kedokteran di UI (Universitas Indonesia) hingga lulus dengan gelar master di tahun 1977.
Setelah berhasil lulus dari UI, ia kemudian bekerja sebagai seorang staff pengajar dan seorang peneliti di lab. Mikrobiologi di fakultas kedokteran UI (Universitas Indonesia).
Di tahun 1984, Pratiwi kemudian pergi ke Jepang untuk melaksanakan studi doktor dan berhasil meraih gelarnya pada jurusan Research Institute for Microbial Diseases pada Universitas Osaka. Ia berhasil menjadi sosok perempuan pertama yang meraih gelar doktor di bidang kedokteran di universitas yang berada di Negara Jepang.
Menjadi Astronot Pertama di Indonesia
Astronot pertama Indonesia ini memiliki sebuah impian yang besar untuk berkontribusi dan membanggakan Negara. Kemudian di tahun 1985, saat itu pemerintah Indonesia menjalin sebuah kerja sama dengan badan antariksa Amerika Serikat yang bernama NASA untuk melaksanakan sebuah misi yang bernama Space Shuttle atau Wahana Antariksa. Misi ini rencananya akan dilaksanakan di tanggal 24 Juni di tahun 1986.
Misi tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sebuah pesawat luar angkasa milik Columbia. Misi ini memiliki tujuan yakni untuk membawa beberapa satelit komersial yakni Westar 6S, Skynet 4A, serta Satelit Palapa B3 yang dimiliki oleh Indonesia.
Pada misi inilah akhirnya Pratiwi Sudarmono berhasil terpilih sebagai perwakilan dari Negara Indonesia. Ia bahkan terpilih setelah mengalahkan sekitar 207 orang kandidat dengan sekitar 25 orang perempuan diantaranya. Saat mengikuti seleksi tersebut, ia masih menjadi seorang pengajar dan seorang peneliti pada divisi genetika dan mikrobiologi di Universitas Indonesia.
Astronot pertama Indonesia ini menjadi seorang spesialis muatan di pesawat ulang alik Columbia. Sesuai dengan rencana, seharusnya Pratiwi berangkat ke luar angkasa bersama dengan rekannya pada bulan Juni 1986 untuk membawa satelit komersial tersebut serta melakukan beberapa penelitian lainnya.
Ia berhasil menjadi sosok perempuan yang menginspirasi bahkan digadang-gadang akan menjadi sosok Kartini modern untuk menjadi ikon perempuan dikarenakan pencapaian yang dimilikinya sebagai sosok calon astronot perempuan pertama di Indonesia dan Asia yang akan terbang ke luar angkasa.
Gagalnya Rencana Penerbangan Pratiwi
Astronot pertama Indonesia, Pratiwi Sudarmono, sayangnya gagal terbang ke luar angkasa. Hal ini dikarenakan lima bulan sebelum terlaksananya rencana penerbangan, terjadi sebuah musibah yang mengakibatkan seluruh misi yang dilaksanakan oleh NASA untuk pergi ke luar angkasa ditunda selama 3 tahun, termasuk misi yang dimiliki oleh Pratiwi dan timnya.
Tepatnya pada tanggal 28 Januari 1986, NASA melaksanakan sebuah misi yang bernama STS-51-L dengan menggunakan sebuah pesawat luar angkasa milik Amerika Serikat. Sayangnya, setelah 73 detik penerbangan, di ketinggian 16 km, pesawat ini kemudian meledak di udara. 7 astronot yang mengikuti misi tersebut kemudian meninggal diakibatkan kejadian ini.
Tragedi ini menjadi kisah yang memilukan karena kejadian tersebut ditayangkan secara langsung di televisi dan disaksikan oleh jutaan warga di dunia. Kejadian ini bahkan menelan korban jiwa seorang guru yang berangkan dan tinggal di luar angkasa.
Akhirnya dikarenakan insiden ini, misi yang dimiliki oleh Pratiwi dan tim terpaksa dibatalkan. Seluruh satelit komersial yang harus dibawa ke luar angkasa akhirnya diluncurkan dengan menggunakan sebuah roket delta tanpa awal astronot asal Indonesia.
Astronot pertama Indonesia ini tetap membuat bangga seluruh rakyat Indonesia dan berhasil menorehkan sebuah sejarah yang mengesankan walau ia tidak jadi terbang ke luar angkasa. Ia menjadi motivasi bagi orang-orang yang memiliki cita-cita menjadi seorang astronot.
Simak informasi lainnya terkait astronot dan luar angkasa pada laman universitas123.com.