Astronot yang hilang di luar angkasa menjadi salah satu peristiwa duka yang melengkapi sejarah perjalanan para astronot dalam menjelajahi luar angkasa. Kisah ini memang bukan suatu kisah yang mengenakan hati, sebaliknya, kisah ini menjadi salah satu kisah sedih akan kegagalan para astronot untuk kembali ke bumi dalam kondisi yang sama seperti saat mereka akan berangkat ke luar angkasa.
Sepanjang sejarah, diketahui sudah terdapat sekitar 18 orang astronot yang hilang saat melakukan perjalanannya ke luar angkasa. Hal ini jauh berbeda ketika seseorang hilang di bumi yang masih memungkinkan untuk dilakukan sebuah pencarian. Sayangnya, saat seseorang hilang di luar angkasa, akan sangat sulit untuk dilakukan pencarian akibat terbatasnya peralatan yang memadai untuk dilakukan pencarian tersebut.
Berikut adalah penyebab astronot bisa hilang saat di luar angkasa dan beberapa kisahnya.
Akibat Hilang Kontak, Astronot Hilang Selama 28 Tahun di Luar Angkasa
Astronot yang hilang di luar angkas selama 28 tahun setelah pergi ke luar angkasa ini bernama Charles Hinson yang berasal dari Amerika Serikat. Pada tahun 1963, NASA melaksanakan sebuah misi peluncuran roket Atlas yang membawa Charles Hanson. Sayangnya, setelah peluncuran roket tersebut, NASA kemudian hilang kontak dengan Charlen Hinson yang berada di roket tersebut.
NASA kemudian mencoba mencari dan mencoba beberapa cara untuk menghubungi Charles Hinson namun gagal. Akibat kejadian tersebut, kemudian NASA menganggap bahwa Charles Hinson gagal dalam misinya yakni tugas untuk peluncuran roket Atlas yang membawa kapsul Gemini.
Astronot yang hilang di luar angkasa ini kemudian berhasil menghubungi sinyal SOS atau sinyal permintaan tolong yang diterrima oleh sebuah kapal patrol Amerika Serikat sekitar 28 tahun kemudian yakni pada tanggal 28 Maret 1991. Sinyal tersebut berhasil diterima saat kapal sedang melakukan pelayaran di bagian selatan Samudra Pasifik.
Sinyal tersebut berasal dari kapsul Gemini yang diluncurkan 28 tahun silam. Akhirnya para petugas berusaha menaikkan kapsul ke kapal dan membuka penutupnya. Pada kapsul tersebut kemudian ditemukan Charles Hinson yang hilang selama ini. Sayangnya, saat ditemukan, ia seperti sosok yang kehilangan arah dan kebingungan.
Para peneliti tidak dapat bertanya banyak hal terkait kondisi selama 28 tahun di angkasa. Charles Hinson mengalami masalah pada otaknya walau mungkin terlihat sehat sehingga ia tidak dapat bercerita terkait banyak hal yang dialaminya.
Akibat Perang, Seorang Astronot Dilupakan di Luar Angkasa
Astronot yang hilang di luar angkas berikutnya adalah sosok yang bernama Sergei Krikalev. Sudah menjadi sebuah rahasia umum bahwa nyaris seluruh negara berlomba-lomba untuk menjadi negara yang terdepan untuk urusan yang berkaitan dengan teknologi. Sejak dahulu pun, berbagai negara menjadikan penjelajahan luar angkasa sebagai salah satu pembuktian bagi negaranya.
Uni Soviet (kini berubah nama menjadi Rusia) dan Amerika Serikat sejak dulu bersaing dalam mengirimkan banyak astronot ke luar angkasa untuk melaksanakan berbagai eksperimen. Kemudian di tahun 1988, Uni Soviet mengirimkan Sergei Krikalev untuk melaksanakan sebuah eksperimen serta melakukan rotasi ilmiah.
Astronot yang hilang di luar angkas ini sendiri merupakan seorang astronot kelas 3 yang sudah berusia 46 tahun. Kesuksesan krikalev pada misi tersebut kemudian membuat Krikalev dikirim kembali untuk sebuah misi pada tahun 1991, tepatnya pada tanggal 18 Mei tahun 1991 untuk menyelesaikan misi bersama dengan satu astronot lainnya.
Sayangnya, kondisi di bumi saat itu sangatlah buruk. Rusia mengalami sebuah perang kudeta mendadak. Uni Soviet hancur serta dalam waktu semalam, negara tersebut pecah menjadi 15 negara. Berbagai urusan negara kacau, seperti administrasi negara serta adanya sebuah kerusuhan politik. Hal inilah yang membuat Sergei Krikilez menjadi dilupakan di luar angkasa.
Ia seakan menjadi seorang astronot yang hilang di luar angkasa dan bahkan dilupakan. Krikilez selalu menunggu untuk dapat kembali ke bumi. Hingga akhirnya kurang lebih satu tahun kemudian, negara-negara bekas Uni Soviet mulai menyatakan kemerdekaannya. Akhirnya di tahun 1992 pada bulan Maret, Rusia akhirnya mengingat jika mereka memiliki dua orang astronot yang masih berada di luar angkasa.
Astronot yang hilang di luar angkas pun tetap mengalami kendala penjemputan. Kondisi ekonomi yang sangat buruk diakibatkan kudeta membuat mereka tidak mampu untuk mengirimkan pesawat penjemputan ke luar angkasa.
Selain itu, Krikilev juga mengalami sebuah permasalahan lain yakni stok makanan yang kian menipis. Krisis finansial yang dialami oleh badan luar angkasa Rusia yang bernama Glavkosmos, membuatnya kesulitan untuk mengirimkan makanan kepada Krikalev bahkan mereka harus menjual wahana antariksa miliknya ke negara lain untuk penjemputan ini.
Astronot yang hilang di luar angkas kemudian kembali ke bumi setelah 311 hari berada di luar angkasa. Astronot yang hilang di luar angkasa selama 311 hari ini menjadi salah satu korban dari perang yang dilaksanakan negaranya.
Simak informasi selengkapnya terkait kisah astronot lainnya pada laman universitas123.com.