Bahan ajar bahasa Jerman sangat penting untuk direncanakan secara matang, terutama untuk para pelajar SMA Indonesia sebagai Bahasa asing. Pembelajaran Bahasa jerman di SMA bertujuan agar para peserta didik mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik, secara lisan ataupun tertulis.
Pembelajaran Bahasa Jerman tersebut diselenggarakan mengikuti Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Nomor 21, tahun 2016. Untuk mendukung kegiatan pembelajaran dengan lancar, dibutuhkan bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bahan ajar sangat penting karena pembelajar bisa memperoleh materi pelajaran kapan saja dan dimana saja. Itulah mengapa, bahan ajar bisa digunakan sesuai kaidah instruksional, karena bahan ajar juga berisikan tentang materi pembelajaran, metode dan juga batasan-batasan sebagaimana dijelaskan oleh Widodo dan Jasmadi (2008:40).
Contoh Bahan Ajar untuk Belajar Bahasa Jerman
Terdapat sejumlah bahan ajar bahasa Jerman yang sudah digunakan oleh beberapa sekolah, yaitu bahan ajar regional dan bahan ajar universal. Pengertian bahan ajar regional adalah bahan pembelajaran yang disusun oleh penulis lokal sesuai kebutuhan para siswa di sebuah wilayah tertentu, contohnya di Indonesia.
Beberapa contoh bahan ajar regional untuk belajar Bahasa Jerman yaitu Kontakte Deutsch yang ditulis oleh Tini Hardjono, Ich liebe Deutsch yang ditulis oleh Dyah Sapta Wulandari, dan Deutsch ist einfach yang ditulis oleh kasim.
Sedangkan contoh bahan ajar universal, bahan ajar yang disusun untuk kebutuhan belajar global di berbagai belahan dunia yaitu Studio D yang ditulis oleh Hermann Funk, Christina Kuhn dan Silke Demme. Contoh lainnya adalah Netzwerk yang ditulis oleh Stefanie Dengler dkk.
Komponen Bahan Ajar dalam Mengajar Bahasa Jerman
Bahan ajar, termasuk bahan ajar regional dalam pembelajaran Bahasa Jerman mempunyai beberapa komponen, termasuk buku ajar, compact disk, LKS, maket, modul, dan sebagainya. Buku ajar tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Permendikbud No.8 Tahun 2016 pada pasal 1 poin (1), disebutkan jika buku ajar merupakan sumber pembelajaran utama guna mencapai kompetensi dasar dan juga kompetensi inti. Itulah mengapa, agar bsia melakukan kurikulum 2013 yang berlangsung saat ini, maka dibutuhkan bahan ajar yang berguna untuk mempermudah mencapai kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran, salah satunya adalah Bahasa Jerman.
Cara Pilih Bahan Ajar Terbaik Untuk Belajar Bahasa Jerman
Dengan pilihan buku bahan ajar bahasa Jerman yang sangat beragam, maka guru wajib memilih mana buku yang dijadikan sebagai bahan ajar dan tepat dengan kurikulum 2013. Untuk menjawab hal tersebut, maka guru wajib melakukan analisis terkait bahan ajar buku tersebut.
Di Indonesia, sekolah menengah atas sering menggunakan salah satu bahan ajar regional yaitu buku GrüβDich! yang ditulis oleh Helmi Rosana dan juga Willia Sjarief. Buku tersebut mempunyai pembahasan tentang perkenalan diri, pengenalan tempat, pengenalan kota-kota, kehidupan di sekolah, kehidupan di keluarga, dan kehidupan dalam kegiatan sehari-hari.
Dalam memilih buku ajar Bahasa jerman yang berbasis kurikulum 2013, terdapat sejumlah kompetensi yang dituntut yaitu pada tingkat A1 GER sebagaimana ada dalam silabus Kurikulum 2013. Tujuan kurikulum 2013 yaitu membantu guru mengembangkan bahan ajar dan pembelajaran Bahasa jerman mulai dari kelas X, XI, hingga kelas XII.
Analisis yang digunakan dalam mencari buku bahan ajar dalam Bahasa Jerman yang sesuai Kurikulum 2013 adalah kriteria analisis Krumm, yaitu Stockholmer Kriterienkatalog. Disebutkan bagi guru yang menggunakan buku bahan ajar belajar Bahasa Jerman harus memperhatikan delapan kriteria dalam analisis yang baik, yaitu:
- Susunan bahan ajar
- Tampilan bahan ajar
- Kesesuaian dengan kurikulum
- Isi dan unsur budaya
- Kebahasaan
- Tata Bahasa
- Soal-soal latihan
- Perspektif siswa
Itulah hal-hal penting yang wajib diketahui oleh para guru yang sedang mencari lebih banyak bahan ajar untuk proses belajar mengajar Bahasa Jerman. Jadi, memastikan bahan ajar tersebut sesuai kurikulum pendidikan di Indonesia adalah hal penting guna memastikan adanya ketercapaian belajar bagi para siswa.
