Selama ini mungkin kita sering mendengar informasi terkait gempa bumi. Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang sering sekali terjadi di Indonesia dan biasanya ketika gempa bumi terjadi ada intensitas untuk mengetahui Berapa besar skala gempa bumi tersebut. Agar bisa mengetahui skala gempa bumi, maka dibutuhkan seismograf. Dengan menggunakan seismograf maka bisa dilihat berapa besar skala yang tercatat.
Jadi ada berbagai macam jenis skala gempa bumi yang harus diketahui, misalnya seperti skala Richter dan skala magnitudo. Banyak orang yang tidak mengetahui perbedaan magnitudo dan skala Richter, karena keduanya sering digunakan untuk gempa bumi nih. Mungkin kamu juga penasaran perbedaannya, berikut ini penjelasannya.
Perbedaan Magnitudo dan Skala Richter
Sebenarnya perbedaan magnitudo dan skala Richter ini cukup terlihat jelas namun bagi beberapa orang yang sudah memahami skala tersebut. Nah, bagi kamu yang masih belum jelas, berikut ini perbedaan dari magnitudo dan skala richter ya.
Berbeda dari Sisi Penemunya
Perbedaan terlihat dari penemu magnitudo dan skala Richter. Jadi skala magnitudo diperkenalkan pertama kali oleh Tom Hanks dan Hiro kanamori di Tahun 1979. Skala magnitudo tersebut sebagai pengganti dari skala Richter. Jadi sebenarnya skala Richter ini sudah ada terlebih dahulu kemudian diikuti skala magnitudo yang disingkat menjadi M dan menjadi skala gempa bumi paling akurat terutama bagi gempa bumi berskala besar.
Sedangkan skala richter ini diciptakan pertama kali oleh Charles Richter pada tahun 1934. Skala Richter atau disingkat dengan SR menjadi skala gempa bumi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Dikutip dari Survei Geologi Amerika Serikat, menunjukkan bahwa skala Richter dikenal sebagai sebutan magnitudo lokal atau ML.
Berbeda dari Sisi Dasar Hitungan
Perbedaan tidak hanya dari penemu kedua skala tersebut, tetapi juga dari dasar hitungan. Pada skala magnitudo digunakan perhitungkan sesuai pada sensor frekuensi broadband 0,002 - 100 Hz. Tidak heran sebenarnya jika skala Magnitudo ini memiliki keakuratan yang tinggi jika dibandingkan dengan skala Richter. Jadi, BMKG juga mulai menggunakan magnitudo sejak tahun 2008 untuk menggantikan skala Richter.
Sedangkan skala richter dasar perhitungannya menggunakan amplitudo. Namun perhitungan ini memiliki kelemahan dimana dapat menggambarkan energi secara lengkap pada gempa, terutama ketika terjadi gempa bumi berada di atas kekuatan 6.0, maka perhitungan skala richter ini bisa menjadi tidak tepat atau kurang akurat.
Berbeda dari Sisi Skala
Nah, yang menjadi pembeda paling terlihat adalah sisi skalanya ya. Berikut ini besarnya skala richter;
- 2.0 atau kurang artinya gempa berukuran kecil dan tidak terasa
- Ukuran 2,0 – 2,9 artinya gempa tidak dapat dirasakan, akan tetapi gelombang terekam oleh seismograf.
- Ukuran 3,0 – 3,9 artinya terasa, namun tidak dapat menimbulkan kerusakan.
- Ukuran 4,0 – 4,9 artinya gempa dapat dirasakan dengan ditandai bergetarnya peralatan atau perabotan di ruangan, suara gaduh bergetar. Tingkat kerusakan tidak terlalu signifikan.
- Ukuran 5,0 – 5,9 secara umumnya terjadi kerusakan kecil pada bangunan yang memiliki konstruksi baik.
- Ukuran 6,0 – 6,9 dapat menyebabkan kerusakan hingga jarak 160 km.
- Pada ukuran 7,0 – 7,9 dapat menimbulkan kerusakan serius dengan jangkauan kerusakan lebih luas.
- 8,0 – 8,9 dapat mengakibatkan kerusakan serius sampai dengan ratusan mil.
- 9,0 – 9,9 terjadi kehancuran hingga ribuan mil.
- 10,0 – 10,9 bisa mengakibatkan kehancuran dari sebuah benua.
Selain memahami besarnya skala richter, kamu juga harus mengetahui skala magnitudo seperti berikut;
- 2.5 atau kurang tidak akan terasa, tetapi bisa direkam oleh seismograf.
- 2.5 - 5.4 bisa dirasakan, tetapi hanya memberikan kerusakan kecil saja.
- 5.5 - 6.0 bisa menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan dan struktur lainnya.
- 6.1 - 6.9 dapat menimbulkan banyak kerusakan pada daerah dengan penduduk padat
- 7.0 - 7.9 terjadi gempa bumi besar dengan tingkat kerusakan yang serius
- 8.0 atau lebih besar bisa menghancurkan komunitas yang berada di dekat pusat gempa.
Jadi, dengan mengetahui besaran skala gempa bisa membuat kamu memperkirakan bagaimana keadaan jika terjadi sebuah gempa di daerah tertentu.
Penutup
Perbedaan magnitudo dan skala richter harus diketahui dengan baik. Setiap besaran gempa tersebut pasti memberikan dampak tersendiri bagi daerah yang terdampak gempa bumi.