Salah satu hal yang dapat mempengaruhi proses belajar adalah komponen bahan ajar. Banyak guru mengajar dengan cara mengikuti apa saja urutan penyajian dan berbagai kegiatan pembelajaran yang sudah dirancang dalam buku ajar.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mempersiapkan bahan ajar pada Implementasi Kurikulum 2013. Itulah mengapa, guru harus menggunakan berbagai buku tersebut pada proses pembelajaran.
Buku atau bahan ajar sudah memenuhi beberapa kriteria kelayakan termasuk kelayakan isi, Bahasa, penyajian, dan juga grafika. Akan tetapi, dalam bahan-bahan ajar tidak selalu memadai untuk mengintegrasikan penumbuhan dalam budi pekerti. Wajib bagi guru untuk merancang silabus dan RPP berwawasan penumbuhan budi pekerti. Sehingga, pada beberapa bagian bahan ajar sudah diadaptasi. Secara umum, bahan ajar berbasis kegiatan atau aktivitas akan berjalan baik secara eksplisit maupun implisit karena adanya enam komponen bahan ajar, sebagaimana berikut:
1. Tujuan
Kegiatan pembelajaran menumbuhkan budi pekerti kalau tujuan pembelajaran tidak berorientasi pada keterampilan dan pengetahuan saja tapi juga aspek sikap. Itulah mengapa, guru wajib menambah orientasi indikator pencapaian tujuan kegiatan belajar disertai pencapaian budi pekerti tertentu. Contohnya, tidak hanya nilai kejujuran, tapi juga nilai saling menghargai, kerja keras, dan rasa percaya diri.
2. Input
Input yaitu bahan atau disebut sebagai rujukan untuk pangkal tolak penyelenggaraan aktivitas belajar para peserta didik. Input tersebut dapat berupa teks secara lisan ataupun tertulis, diagram, grafik, model, gambar, chart, benda sesungguhnya, film atau video.
Kamu juga wajib menyadari jika input dapat memperkenalkan berbagai nilai pasti tidak hanya memberikan pengetahuan saja. Tapi juga dapat memberikan berbagai nilai budi pekerti sesuai pengetahuan tersebut.
3. Aktivitas
Aktivitas belajar yaitu kegiatan antara peserta didik bersama atau tidak bersama guru menggunakan input belajar dalam mencapai tujuan belajar. Kegiatan belajar membantu para peserta didik untuk mengembangkan budi pekerti, yaitu aktivitas untuk mendorong autonomous learning dan sifatnya yaitu learner-centered. Beberapa contoh aktivitas belajar yaitu mempunyai berbagai sifat seperti diskusi, observasi, eksperimen, persentasi siswa, dan pekerjaan proyek.
4. Pengaturan/ Setting
Pengaturan pembelajaran yang berhubungan dengan kapan atau dimana kegiatan dilakukan, berapa lama, apakah individu, kelompok, atau justru berpasangan.
Masing-masing setting akan memberikan dampak pada nilai-nilai mendidik. Setting waktu membantu menyelesaikan tugas pendek akan membantu para siswa terbiasa bekerja cepat dan menghargai waktu.
Sedangkan dari kegiatan kerja kelompok, maka akan membuat siswa dapat bekerjasama, saling menghargai dan juga solid.
5. Peran Guru
Komponen bahan ajar selanjutnya yaitu peran guru. Untuk buku pengajaran, peran guru tidak disebutkan secara eksplisit pada kegiatan pembelajaran. Akan tetapi,t erdapat pernyataan eksplisit terkait peran guru dalam buku petunjuk guru.
Karena disebutkan secara implisit, guru harus membuat inferensi pada peran guru, terutama dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Hal ini penting dilakukan kalau buku petunjuk guru tidak ada.
Guru adalah fasilitator, motivator, pemberi umpan balik, dan partisipan. Peran guru memfasilitasi para siswa agar belajar tentang budi pekerti. Guru secara efektif dan efisien bisa menumbuhkan budi pekerti sesuai ajaran Ki Hajar Dewantara terkait ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, atau juga tut wuri handayani.
Di depan, guru punya peran sebagai teladan, di tengah-tengah siswa guru harus membangun prakarsa serta mampu bekerja sama. Sedangkan di belakang, guru wajib memberikan semangat atau dorongan pada siswa.
6. Peran Peserta Didik
Sama seperti peran guru terkait buku ajar, siswa juga punya peran yang tidak disebutkan secara eksplisit pada kegiatan pembelajaran. Peran siswa secara eksplisit dapat ditemukan pada buku petunjuk guru.
Sehingga, guru wajib melakukan inferensi terlebih dahulu tentang peran siswa terkait pembelajaran. Itulah mengapa, peserta didik harus mendapatkan fasilitas dalam mengenal, memiliki rasa peduli, menginternalisasi karakter, juga harus aktif dalam belajar.
Peran aktif tersebut akan dikembangkan untuk partisipan diskusi, pelaku eksperimen, atau juga penyaji berbagai hasil diskusi dan eksperimen. Itulah penjelasan lengkap tentang apa saja komponen bahan ajar. Guru wajib memahami seluruh komponen tersebut agar dapat mengembangkan bahan ajar dengan efektif.