Apakah kamu termasuk salah satu orang yang suka menulis puisi? Biasanya dalam menulis puisi, kamu akan menemukan beberapa kata yang termasuk dalam majas. Majas merupakan gaya bahasa figuratif yang bisa membandingkan atau menyamakan sesuatu hal dengan lainnya.
Majas memiliki fungsi untuk alat yang bisa membantu mengkiaskan sesuatu maksud. Jika kamu mengikuti beberapa penulis puisi era modern saat ini, banyak sekali dari mereka yang menggunakan berbagai macam majas dalam puisinya. Majas yang tertera dalam puisi bisa membuat hasil karya tersebut menjadi lebih indah.
Penggunaan Majas dalam Puisi
Penggunaan majas pada sebuah puisi sebenarnya sangat umum. Ada banyak bentuk majas mulai dari majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, hingga majas penegasan. Semua jenis majas tersebut sebenarnya bisa digunakan untuk membuat puisi. Berikut ini jenis majas dan contoh penggunaannya dalam puisi.
Majas Perbandingan
Pertama, ada majas perbandingan yang merupakan majas untuk membandingkan dua hal yang berbeda dan memiliki manfaat menekankan maupun menguatkan kesan. Jadi, majas perbandingan ini terdiri dari beberapa jenis lainnya, seperti berikut.
- Asosiasi atau perumpamaan. Majas yang membandingkan dua hal yang hakikatnya berbeda, tetapi terus dianggap sama.
- Metafora. Majas yang membandingkan dua hal secara langsung dengan perbandingan yang analogis.
- Personifikasi. Majas yang membandingkan benda mati dengan manusia.
- Simbolik. Gaya bahasa untuk membandingkan satu simbol tertentu.
- Alegori. Majas perbandingan yang bertautan antara satu sama lain.
- Simile. Majas yang membandingkan sesuatu secara tidak langsung.
- Sinekdoke. Majas yang menyebutkan sebagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan.
- Metonimia. Majas untuk mengambil bagian tertentu dan menghentikan benda tersebut.
Majas perbandingan sering juga digunakan dalam beberapa puisi untuk menyelesaikan kata-kata tertentu.
Majas Pertentangan
Majas pertentangan memiliki gaya bahasa yang lebih figuratif dan bisa menyatakan pertentangan untuk tujuan memberikan kesan dan pengaruh terhadap pembaca maupun pendengar.
Majas ini memiliki beberapa jenis, seperti berikut.
- Paradoks, merupakan pernyataan pertentangan dengan fakta.
- Litotes, untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara berlawanan dari kenyataan.
- Hiperbola, gaya bahasa yang dilebih-lebihkan dari kenyataan.
- Antitesis, gaya bahasa menggunakan kata berlawanan
Majas pertentangan sering digunakan oleh beberapa seniman ketika mereka akan mengungkapkan dengan gaya bahasa yang indah.
Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang digunakan untuk menyindir baik secara langsung maupun tidak langsung. Majas yang satu ini memiliki beberapa jenis, seperti berikut..
- Ironi, digunakan untuk mengungkapkan sindiran dan menggunakan pertentangan.
- Sinisme, digunakan untuk sindiran secara langsung.
- Sarkasme, digunakan oleh orang-orang yang marah tanpa kendali emosi.
Ada banyak karya puisi yang menggunakan majas sindiran untuk mengungkapkan kritikan terhadap berbagai macam hal entah itu bidang politik, kemanusiaan, dan lain sebagainya.
Majas Penegasan
Dalam sebuah puisi Terkadang juga ada majas penegasan yang merupakan bahasa figuratif untuk menggunakan kata-kata atau makna berulang. Majas ini memiliki kesan untuk memberikan penekanan. Ada beberapa jenis dari majas penegasan seperti berikut.
- Pleonasme, majas untuk menambahkan informasi tambahan dan informasi yang sudah jelas.
- Repetisi, majas yang digunakan untuk pengulangan kata atau makna.
- Tautologi, digunakan untuk mengulang 1 kata dan menegaskan maksud kata tersebut.
- Klimaks, digunakan untuk menyatakan beberapa hal secara berturut-turut dengan susunan semakin tinggi.
- Antiklimaks, adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal secara hierarki dan memiliki urutan menurun
- Retorik, digunakan untuk membuat pertanyaan tanpa perlu jawaban.
Majas penegasan ini bisa digunakan untuk memudahkan para pembaca maupun pendengar Apa maksud dari pembuat puisi. Selain itu juga bisa digunakan sebagai sindiran namun lebih tidak terlihat.
Majas dalam puisi sebenarnya banyak mulai dari majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Semua majas tersebut bisa digunakan dalam puisi untuk membuat karya menjadi lebih indah, maupun memiliki arti yang lebih tegas,