Apakah kamu pernah membuat ataupun membaca syair? Syair merupakan karya sastra yang masuk ke dalam golongan karya sastra lama, disandingkan dengan puisi, pantun, talibun, gurindam, mantra dan lain sebagainya. Meskipun tidak sepopuler karya sastra lama lainnya seperti puisi dan pantun, namun syair memiliki keindahan tersendiri yang dapat menggugah perasaan pembacanya lewat makna yang dalam. Jika kamu belum tahu banyak dan ingin mengenal syair lebih dalam, maka simak penjelasannya di bawah ini!
Pengertian Syair
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, syair diartikan sebagai puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris dan mempunyai akhir bunyi yang sama. Syair seperti dalam pengertiannya adalah bentuk yang terikat, sehingga ia mempunyai aturan-aturan tersendiri.
Pernah mendengar kalimat "kata pujangga"? Pujangga diartikan sebagai orang yang membacakan atau membuat syair. Jadi, kalau kamu mendengar kalimat "kata pujangga", maka itu artinya adalah perkataan yang diucapkan oleh pembaca atau pembuat syair ketika membacakan syairnya. Banyak orang mengutip syair yang dibacakan oleh para pujangga dikarenakan syair memiliki bait-bait indah yang sarat akan makna. Oleh karena itu, tak heran jika masih banyak orang yang menggandrungi syair hingga saat ini.
Sejarah Syair
Syair pada awalnya bukanlah karya asli dari Indonesia, melainkan berasal dari tradisi Arab. Di asalnya sana, syair dikenal dengan istilah Syi’ir atau Syu’ur yang berarti perasaan menyadari. Namun ada pula yang mengartikan syair dari kata Syi’ru yang berarti puisi.
Meski bukan karya sastra asli Nusantara, seiring dengan perkembangannya syair dimodifikasi sehingga kini bisa sesuai dengan budaya Melayu. Orang Melayu mengenali syair seiring dengan penetrasi dan perkembangan ajaran Islam, terutama tasawuf di Indonesia.
Bentuk berbahasa Arab dari syair yang tercatat paling tua di negeri ini adalah catatan di batu nisan Raja pertama kerajaan Islam tertua di Indonesia Samudera Pasai, Meurah Silu atau Sultan Malik al-Saleh di Aceh, bertarikh 1297 M. Sedangkan yang berbahasa Melayu klasik yang tertua adalah syair di prasasti Minye Tujoh, Aceh, Indonesia bertarikh 1379 M (781 H). Di dalamnya, bahasa Melayu masih bercampur dengan bahasa Sanskerta dan Arab. Dalam budaya Melayu, syair sama halnya dengan karya sastra lain yang mempunyai nilai kegunaan untuk menyampaikan suatu cerita, nasihat, agama, cinta dan sebagainya.
Ciri-Ciri Syair
Sebuah karya dapat digolongkan ke dalam syair jika memiliki ciri-ciri berikut ini, yaitu :
1. Terdiri dari 4 baris
Ciri-ciri syair yang pertama adalah terdiri dari 4 baris. Syair bisa teridiri dari beberapa bait. Namun, di tiap baitnya, syair harus terdiri dari 4 baris.
Contoh bait syair yang terdiri dari 4 baris :
Janganlah engkau berbuat jahat
Janganlah engkau berbuat maksiat
Segeralah percepat engkau bertaubat
Agar kelak slamat dunia akhirat
2. Tiap baris terdiri dari 4-6 kata
Ciri syair berikutnya adalah tiap baris terdiri dari 4-6 kata.
Mari kita ambil contoh dari syair di atas :
Janganlah engkau berbuat jahat (4 kata)
Janganlah engkau berbuat maksiat (4 kata)
Segeralah percepat engkau bertaubat (4 kata)
Agar kelak slamat dunia akhirat (5 kata)
Baris syair di atas memiliki 4-5 kata, oleh karena itu dapat dikategorikan sebagai syair.
3. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata
Ciri yang hanya dapat ditemukan pada syair adalah baris dan suku kata yang memiliki 8-12 suku kata. Suku kata adalah jumlah gabungan 1 atau lebih huruf konsonan dan 1 huruf vokal.
Mari kita simak kembali contoh syair di atas :
Ja-ngan-lah eng-kau ber-bu-at ja-hat (10 suku kata)
Ja-ngan-lah eng-kau ber-bu-at mak-si-at (11 suku kata)
Se-ge-ra-lah per-ce-pat eng-kau ber-tau-bat (12 suku kata)
A-gar ke-lak sla-mat du-ni-a a-khi-rat (12 suku kata)
Baris syair di atas memiliki 8-12 suku kata, oleh karena itu dapat dikategorikan sebagai syair.
4. Semua baris adalah isi
Berbeda dengan pantun yang memiliki sampiran dan isi, syair hanya memiliki isi di tiap barisnya. Ciri-ciri syair inilah yang membedakannya dengan pantun dan puisi lama lainnya. Bisa dilihat setiap baris adalah isi karena setiap kalimatnya memiliki inti dan terdapat pesan.
5. Menyampaikan cerita atau pesan
Tiap baris dalam syair biasanya menyampaikan cerita atau pesan. Contohnya seperti syair di prasasti Minye Tujoh, Aceh, yang telah disebutkan sebelumnya, yang mana isi syair tersebut menceritakan tentang meninggalnya seseorang bernama Raja Iman Werda Rahmat-Allah pada tahun 1379 Masehi (781 H).
6. Memiliki rima a-a-a-a
Ciri-ciri syair lainnya adalah memiliki rima atau akhiran a-a-a-a tiap barisnya. Hal inilah yang membedakannya dengan pantun yang memiliki rima a-b-a-b.
Mari kita lihat contoh di bawah ini :
Janganlah engkau berbuat jaha(t)
Janganlah engkau berbuat maksia(t)
Segeralah percepat engkau bertauba(t)
Agar kelak slamat dunia akhira(t)
Baris syair di atas memiliki akhiran yang sama yakni "t". Karena memiliki akhiran huruf yang sama, baris di atas dapat digolongkan ke dalam syair.
Jenis-Jenis Syair
Menurut jenisnya, syair dibagi menjadi lima kategori. Adapun jenis-jenis syair tersebut yakni sebagai berikut :
- Syair Panji
Syair Panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berasal dari isana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kahuripan.
- Syair Romantis
Syair Romantis berisi tentang percintaan atau kasih sayang yang biasanya terdapat pada cerita alipur laram hikayat maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya, pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya yang telah membuang dirinya.
- Syair Kiasan
Syair Kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat atau seperti perumpamaan "seperti pungguk merindukan bulan".
- Syair Sejarah
Syair Sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mengkasar (dahulu bernama Syair Sipelman) yang berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.
- Syair Agama
Syair Agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu : (a) syair sufi, (b) syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayat cerita nabi, dan (d) syair nasihat.
Contoh Syair
Supaya lebih jelas dalam memahami pengertian syair, berikut salah satu contoh syair yang kami ambil dari salah satu sumber :
Syair Kehidupan
Jika engkau sedang bersedih
Jangan sedih terlalu berlebih
Jika engkau sedang bahagia
Jangan sampai engkau jemawa
Jika hidup hanya sekadar hidup
Seekor kera juga sanggup
Jika kerja hanya sekadar kerja
Kerbau juga sanggup melakukannya
Itulah tadi penjelasan kami mengenai syair beserta pengertian, sejarah, ciri-ciri, jenis dan contohnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasanmu!
Untuk mendapatkan artikel informatif lainnya, kunjungi website Universitas123.