Perkembangan big data di Indonesia saat ini berjalan cukup pesat, mengingat banyak perusahaan besar sudah memanfaatkan big data. Pemanfaatan big data bisa membantu beberapa perusahaan di Indonesia mengetahui trend pasar di masa mendatang dan mendapatkan pemecahan permasalahan dengan lebih efisien.
Sayangnya pengelolaan big data di Indonesia ini belum Berjalan dengan sempurna, salah satu penyebabnya dikarenakan ahli dalam big data di Indonesia ini masih kurang. Minimnya generasi muda yang mengetahui tentang keunggulan pengelolaan big data ini menjadi Sebab utama dan diharapkan dapat teratasi untuk beberapa tahun kedepan.
Bagaimana Perkembangan Big Data di Dunia?
Selain mengetahui bagaimana perkembangan big data di Indonesia, kamu juga harus memahami awal mula perkembangan big data di dunia sehingga bisa sampai dimanfaatkan dengan baik oleh beberapa perusahaan maupun perkembangan bisnis kecil di Indonesia. Nah, berikut ini perjalanan pesat perkembangan big data.
- Awal mula sejarah big data ini dimulai pada tahun 1963, ketika John Graunt mencatat dan memeriksa semua informasi tentang penyebab kematian di London. Dalam catatan data analisis statistik pertama, Ia mengumpulkan temuan dalam buku Natural and Political Observation Made on the Bills of Mortality.
- Kemudian pada tahun 1887, Herman Hollerith menemukan mesin komputasi untuk membaca lubang yang dibuat pada kartu kertas dan mengatur data sensus.
- Pada tahun 1937, administrasi Franklin D. Roosevelt di Amerika Serikat. Proyek tersebut muncul setelah undang-undang jaminan sosial menjadi hukum yang berlaku di tahun 1937. Proyek tersebut membuat pemerintah harus melacak kontribusi 26 juta orang Amerika dan lebih dari 3 juta pemberi kerja. IBM dipercaya menyelesaikan Proyek besar ini dengan membuat mesin hole punch card.
- Kemudian pada tahun 1943 mesin pengolah data pertama kali muncul dan dikembangkan oleh Inggris untuk memecahkan kode tentara Nazi selama perang kedua. Perangkat tersebut disebut Colossus dan memiliki tugas untuk mencari pola dalam pesan yang disadap oleh Inggris.
- Pada tahun 1952 badan keamanan nasional Amerika dibentuk dan dalam waktu lebih dari 10 tahun mereka sudah mengontrak 12000 orang ahli kriptografi, sebab dihadapkan dengan data yang sangat banyak selama perang dingin.
- Pada tahun 1965 pemerintah Amerika Serikat memutuskan bahwa pusat data pertama dan menyimpan lebih dari 742 juta pengembalian pajak. Ada 175 juta sidik jari untuk mentransfer semua catatan tersebut kepada komputer magnetik dan harus disimpan di satu lokasi.
- 1989, perkembangan big data yang cukup pesat berjalan dimana ilmuwan komputer Inggris bernama tim Berners-Lee menciptakan World Wide Web dengan tujuan fasilitas diproses berbagai macam informasi menggunakan hypertext.
- Di tahun 2005 Roger Mougalas dari O’Reilly Media, menciptakan istilah big data pertama kali dan mengacu pada kumpulan data besar yang hampir tidak mungkin dikelola menggunakan alat intelijen bisnis tradisional.
Perkembangan big data di dunia tersebut tentu memberikan pengaruh bagi big data Indonesia saat ini.
Perkembangan Big Data di Indonesia
Pemanfaatan big data di Indonesia saat ini cukup luas sebab dampak positifnya semakin efisiensi kinerja perusahaan. Sejauh ini para pengguna terbesar teknologi tersebut merupakan perbankan, perusahaan keuangan, kesehatan, dan logistik. Bahkan, saat ini penyedia teknologi big data dalam negeri sudah mulai bersaing dengan perusahaan dari negara maju loh.
Kualitas perusahaan itu domestik sama baiknya dengan perusahaan berskala Global. Apalagi saat ini pasar teknologi tanah air semakin tumbuh, setiap tahunnya meningkat hingga 14% sampai 18%. Sekarang ini pemenuhan kebutuhan teknologi berikut data sudah bergeser dari perusahaan asing menuju perusahaan lokal.
Sekitar 65% komunitas bisnis tanah air sudah mengaplikasikan teknologi IoT dan AI dalam bisnis. Hal tersebut tentu bisa meningkatkan perkembangan bisnis perusahaan dengan mudah dan memahami keinginan pasar.
Penutup
Perkembangan big data di Indonesia berjalan cukup pesat. Banyak perusahaan yang sudah memanfaatkan elemen tersebut. Dengan perkembangan tersebut, diharapkan generasi muda Indonesia tertarik untuk menjadi ahli big data, sehingga pengelolaan menjadi lebih mudah.