Teater tradisional ludruk adalah salah satu seni budaya yang cukup terkenal di Indonesia. Ludruk merupakan salah satu teater tradisional yang mengangkat kisah sehari-hari dan dekat dengan kehidupan masyarakat. Dalam pementasan ludruk, bahasa yang digunakan akan lebih dimengerti dan diselingi dengan guyon and maupun gerak, sehingga bisa membuat penonton tertawa.
Ludruk ini berasal dari Jawa Timur dan terkenal di kalangan rakyat biasa. Sampai saat ini, ludruk masih sering dipentaskan di Surabaya, sekalipun hanya dimainkan oleh beberapa puluh orang.
Sejarah Teater Tradisional Ludruk
Teater tradisional dari Jawa Timur, ludruk memiliki arti “molo-molo” dan “gedrak-gedruk”. Artinya adalah mulut penuh dengan tembakau sugi, ketika dimuntahkan bisa mengeluarkan kata-kata yang membawakan kidung dan dialog. Tidak hanya itu, tetapi dapat diartikan sebagai kakinya menghentak-hentak saat menari diatas pentas.
Ludruk juga diartikan sebagai menggeleng-gelengkan kepala ketika menari dan hentakan kaki di pentas ketika menari. Jika di ambil kesimpulan, dua pendapat tersebut sebenarnya memiliki pengertian yang sama yaitu visualisasi kata-kata dan visualisasi gerak.
Ada unsur nyanyian di dalam ludruk dan unsur gerak. Unsur bahasa atau verbal terdiri dari dua bentuk, yaitu nyanyian dan dialog. Sedangkan untuk unsur gerak memiliki mengidung dan akting pada saat memainkan peran di pentas.
Ludruk merupakan kesenian drama tradisional yang diperagakan oleh grup. Kesenian tersebut akan digelar di sebuah panggung yang mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari. Di dalam ludruk adalah lawakan, Kidung, dan lain sebagainya.
Jika dilihat secara historis, perkembangan ludruk ini bermula dari kesenian bandhan. Kesenian tersebut mempertunjukkan satu Jenis pameran kekuatan dan kekebalan dengan sifat magis dan menitikberatkan pada kekuatan batin.
Kemudian terus berkembang menjadi kesenian lerok yang dipelopori oleh tokoh seni budaya, Pak Santik, dari Jombang. Kata lerok tersebut diambil dari kata Lira, memiliki arti alat musik berbentuk seperti kecapi dan dipetik sambil bersenandung untuk mengungkapkan isi hati.
Pada saat itu, PakSantik menghias diri dengan cara mencoret mukanya, memakai ikat kepala, dan bertelanjang dada dengan celana warna hitam. Kemudian Ia juga menggunakan selendang sebagai sampur. Dalam pementasan Lerok, Pak Santikmemanfaatkan suara-suara dari dalam mulut sebagai iringan musik.
Lambat laun pementasan tersebut memanfaatkan gendang yang digunakan sebagai cimplung dan jidor. Kemudian adanya penambahan pemain menjadi 3 orang dan memiliki nama baru yaitu kesenian besutan.
Nama tersebut diambil dari nama tokoh pemeran utama yaitu Pak Besut. Seiring dengan perkembangan kesenian besut, mulai berubah menjadi ludruk dengan berbentuk sandiwara dan tokoh semakin bertambah jumlahnya. Bentuk ini tetap mempertahankan ciri khas ludruk seperti tarian ngremo, kidungan, dagelan, dan lain sebagainya.
Fungsi Ludruk
Ludruk adalah salah satu kesenian tradisional yang memiliki banyak fungsi sebagai berikut:
- Ludruk menjadi media hiburan masyarakat.
- Ludruk menjadi media untuk mengungkapkan suasana kehidupan masyarakat
- Ludruk bisa digunakan sebagai penyalur kritik sosial terhadap situasi pemerintah dan persoalan yang terjadi di masyarakat.Jadi ludruk ini adalah salah satu budaya rakyat yang lahir untuk memberontak. Model kesenian Keraton dan istana semacam wayang dan ketoprak, ceritanya terlalu Elite dan tidak menyentuh rakyat.Jadi secara umum cerita ludruk ini selalu mengangkat masalah kehidupan orang kecil sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang lebih merakyat atau terkesan “kasar”.
- Pada zaman revolusi, ludruk ini memiliki fungsi sebagai sarana hiburan yang digunakan untuk komunikasi antara pejuang bawah tanah dan rakyat yang menyaksikan.
- Di zaman penjajahan Jepang, kesenian ludruk berfungsi sebagai media kritik terhadap pemerintah.
Keberadaan ludruk yang cukup lama, membuat teater tradisional ini banyak dikenal dan memiliki berbagai macam fungsi.
Kesimpulan
Teater tradisional ludruk adalah kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur. Ludruk merupakan teater tradisional yang memiliki berbagai macam unsur mulai dari unsur tari, unsur gerakan, dan unsur bahasa. Sayangnya belakangan ini kesenian tradisional ludruk tidak banyak diketahui oleh generasi muda karena jarang muncul di permukaan.